IMM
DAN REALITAS PERJUANGAN ANAK MUDA
(Releksi 2009,
Dakwah, Politis, Aktulisasi Diri Mahasiswa Muhammadiyah di Perguruan Tinggi Non
Muhammadiyah)
Oleh : H.M. AMIN KUNEIFI ELFACHMI, S.Pd,
MM
(Ketua Umum Pertama IMM IKIP MALANG,
1996/1997)
Contact
Person : 081 252 471 28
A. IMM DI IKIP MALANG/UNIV.NEGERI
MALANG
Muhammadiyah sebagai Organisasi
Sosial, Pendidikan, kesehatan Modern, yang anggotanya merupakan kalangan orang
yang “melek” agama, pendidikan, sudah
barang tentu sangat marginal keberadaannya disemua lapisan masyarakat umum
ataupun kalangan perguruan tinggi, apalagi di kalangan perguruan tinggi non
Muhammadiyah. Khususnya di Universitas Negeri Malang yang waktu itu masih IKIP
MALANG, IMM yang baru mulai dirintis pada tahun 1996 dengan sangat susah payah
tentu dengan pengorbanan sosial yang
sangat luar biasa oleh para perintisnya.
Awalnya kami bertiga (Amin Kuneifi
Elfachmi Mahasiswa PDU Angkatan 1993, Tamam Mubarok Mahasiswa Sejarah Angkatan
1993 (sekarang pengajar di GANESHA OPERATION MALANG) dan Satrio Agung Wibowo
Singo Mahasiswa TEP Angkatan 1993 (tidak lulus di IKIP MALANG, Melanjutkan di
IKIP PGRI KEDIRI, tinggal di Nganjuk dan sekarang PNS Guru SMA di Kabupaten
Kediri). Kami awalnya berjuang melalui organisasi lain yaiti menjadi anggota
HMI korkom IKIP MALANG aktif dan menjadi pengurus inti di komisariat
masing-masing karena kami anggap HMI bisa menampung gejolak pemikiran kami
waktu itu, kecuali saudara Tamam Mubarok.yang secara kebetulan kami tinggal di
kos yang sama dan melakuka diskusi yang cukup inten terkait dengan bagaimana
membangun, merintis, memperjuangkan agar IMM IKIP Malang berdiri waktu itu.
(diskusi apa saja; tentang perkembangan Muhammadiyah secara umum, Perguruan
Tinggi Muhammadiyah yang ada di Malang khususnya dan bagaimana caranya mewadahi
banyaknya alumni Sekolah Muhammadiyah yang aspirasinya/aktualisasinya tidak
tersalurkan khususnya bagi mereka para mantan aktivis IPM/IRM ketika di SLTA.
Di kos Klaseman Mepet Kuburan (baca: UKLA) julukan kos kami waktu itu,
diskusi hampir tiap hari bahkan sampai larut malam, kalau tidak punya uang
untuk makan kami ngutang di warung sebelah kos, diskusi terjadi selama dua
sampai tiga bulan secara terus menerus karena gejolak di dada kami begitu luar
biasa bagaimana agar IMM IKIP MALANG berdiri, maka tepat tahun 1996 kami
berkunjung ke Cabang IMM Malang yang kebetulan pada waktu itu kantornya dekat
dengan kos kami yaitu di Jl. Sumbersari persisnya dipertigaan Jl. Surabaya Totokan
dengan Jl. Sumbersari, kami bertiga mencoba mengutarakan semua keinginan kami (mendirikan IMM di IKIP MALANG), kami
waktu itu ditemui Nasrul Mahasiswa Komunikasi Angkatan 1993 dari UMM (sekarang dosen Komunikasi di UMM
Hasanuddin dari UB (tidak jelas sekarang
dimana), mereka menyambut sangat antusias dan sangat terbuka untuk
mengakomodasi keinginan kami itu. Tidak hanya sampai di situ kami bahkan hampir
dating ke sekretariat IMM Cabang hanya untuk sekedar diskusi, ngobrol tentang
apa dan bagaimana langkah yang harus kami ambil. Pada suatu ketika kami
berkesempatan dipertemukan dengan Pak Muhajir Efendi (waktu itu beliau PR III UMM) dengan senang hati kami terima
tawaran itu lalu kami ketemu dan dan kami mengutarakan semua apa yang kami
inginkan, yaitu mendirikan aIMM di IKIP MALANG. Lalu kami mendapatkan janji
akan diberikan subsidi dana untuk operasional sekretariat dan membuat berbagai
hal persiapan pendirian dan untuk sementara sekretariat kami gabung bersama
menempati Kantor IMM Cabang Malang.
Kami puas dan senang mendapatkan respon yang sangat
luar biasa dari para petinggi UMM, lalu kami melangkah. Langkah awal yang kami
lakukan adalah mengumpulkan semua data mahasiswa baru IKIP MALANG (angkatan
1996, 1995, 1994, 1993) yang pernah sekolah di Muhammadiyah (SMP, SLTA) lalu kami undang untuk
mengadakan pembentukan IMM IKIP MALANG, dan pada akhirnya berkumpulah asejumlah
mahasiswa baru dan lama yang cukup menggembirakan (36 orang) mayoritas IMAWATI, kami mengadakan rapat pertama secara
resmi di kantor IMM Cabang Malang (maaf
lupa tanggalnya). Sebelum itu, di kos tempat kami tinggal. Kami sudah mendesain dan kami sepakat bahwa Ketua
Umum pertama dipegang saudara Tamam Mubarok tentu dengan berbagai pertimbangan
yang matang (karena saudara Tamam Mubarok tidak menjadi anggota HMI IKIP
MALANG) lalu kami sampai pada rapat yang dilakukan pada pagi hari dengan
dipandu oleh teman-teman (Nasrul, dkk)
dari Cabang. Kami rapat sangat lama tapi pada akhirnya kami harus melakukan
pengambilan suara untuk menentukan siapa Ketua Umum pertama periode 1996/1997,
tapi yang terjadi hasil voting suara terbanyak nama saya (Amin Kuneifi
Elfachmi) lalu kami diskusikan dengan semua kandidat yang mendapat suara cukup
(Saya, Tamam, Satrio) kami bulat seperti semula memilih saudara Tamam Mubarok
Mnjadi Ketua Umum walaupun perolehan suaranya nomor dua di bawah saya, lalu
kami sampaikan ke semua audien kalau kami sepakat bahwa ketua umum pertama di
jabat oleh Saudara Tamam Mubarok, tetapi yang terjadi audien menolak karena
dari hasil voting saya yang mendapatkan suara terbanyak maka dimintalah saya
menjadi ketua pertama IMM IKIP MALANG 1996/1997. Kenapa kami (Saya dan Satrio)
sepakat jika saudara Tamam Mubarok menjadi ketua pertama, karena waktu itu pada
waktu itu saya menjabat Sekretaris Umum HMI Komisariat FPIPS IKIP MALANG dan
Ketua Bidang Bakat Minat Senat Mahasiswa FPIPS IKIP Malang, dan Satrio Pengurus
inti di HIMAFO IKIP MALANG. Lalu terbentuklah pengurus pertama IMM IKIP MALANG
dalam sejarah percaturan politik mahasiswa IKIP MALANG waktu itu.
Dengan terpilihnya saya sebagai Ketua Umum IMM IKIP
MALANG maka memiliki akses yang sangat luar biasa di tubuh HMI IKIP MALANG
waktu itu, maka dengan serta merta saya dipanggil secara resmi oleh KORKOM HMI
IKIP MALANG untuk menanyakan loyalitas saya terhadap HMI dan kelanjutan jabatan
di ekstra dan intra kampus, maka ketua Umum HMI KORKOM waktu iu Imam Khaeruddin
mahasiswa Sejarah Angkatan 1992 IKIP MALANG (Tidak
Tamat) membuat keputusan mencoret saya dari kepengurusan dan keanggotaan
HMI IKIP MALANG terhitung 1996 (maaf lupa
bulan dan tanggalnya). Kami tetap pada pendirian semula bahwa IMM IKIP
MALANG harus tetap berdiri apapun resiko yang terjadi pada kami. Alhamdulillah
kami kuat pada pendirian kami. Pada saat pelantikan kepengurusan kami, kami
dilantik di Aula IAIN Malang yangwaktu itu bersamaan dengan pelantikan
kepengurusan IMM IAIN MALANG yang kedua, dan secara kebetulan yang melantik
adalah Pak Muhajir Effendy (waktu itu PR
III UMM) semoga perjuangan kami tidak sia-sia untuk Muhammadiyah dan IMM
IKIP MALANG di masa depan, bapak menjadi salah satu orang yang ikut member
sejarah/warna dalam hidup kami bertiga. Terimakasih
Pak Muhajir Effendy (sekarang Rektor
UMM).
B. PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN IMM IKIP
MALANG
Sebuah persahabatan
dengan hati dan jiwa menghasilkan sesuatu yang sangat monumental dan
membanggakan bagi kami dan perjuangan luar biasa dengan pengorbanan social yang
sangat luar biasa, sampai dengan pendirian IMM IKIP MALANG terdengar oleh
teman-teman Organisasi ekstra lain (HMI, PMII, GMNI, PMKRI) yang hampir pasti
kami ikut meramaikan percaturan politik kampus waktu itu. Tapi kami baru sampai
pada penggembira karena belum memiliki masa (baca; anggota tetap) yang cukup
dan “cantolan” structural yang kuat.
Pelan tapi pasti kami mulai di perhitungkan walaupun tidak sampai pada tataran
perebutan kekuasaan di intra (Senat, HMJ, UKM) tetapi sudah cukup mewarnai
perkembangan organisasi kampus waktu itu.
Waktu berjalan seperti
biasa, perjalanan IMM IKIP MALANG juga berjalan sangat berat dan membutuhkan
perhatian yang sangat luar biasa dari para pengurusnya, perkembangan IMM waktu
itu tersendat karena waktu itu saya harus bekerja membantu proses awal
pendirian LPK MAGISTRA UTAMA Malang (sebagai
Cleaning Service) karena kebutuha ekonomi untuk melanjutkan kuliah, maka
IMM mulai kurang mendapatkan perhatian dari pengurus utamanya khususnya saya.
Ungkapan penting yang menjadi landasan kami berjuang adalah:”Hidup hidupkanlah
Muhammadiyah dan jangan mencari hidup di Muhammadiyah” kata KH. Ahmad Dahlan.
Godaan untuk membubarkan IMM IKIP MALANG sangat kuat dari dalam diri kami
sendiri, ekstra lain, keluarga kami, teman kuliah karana mereka melihat
perjuangan kami sangat berat, tapi kami tetap kukuh pada pendirian kami bahawa IMM IKIP MALANG harus tetap
berdiri dan berlanjut entah sampai kapan.
Kami sudah mencoba
berbuat sesuatu yang mungkin belum cukup, tetapi paling tidak apa yang kami
lakukan ini menjadi jalan panjang yang harus dilalui oleh adik-adik kami yang
akan datang.
Saya tidak membayangkan
kalau kepengurusan kami akhirnya sampai satu tahun periode yang sangat berat
walaupun tidak menghasilkan sesuatu yang monumental kecuali pendirian itu
sendiri. Dan diadakan pemilihan kepengurusan baru dengan kepemimpinan baru yang
memiliki tanggung jawab menghidupkan IMM lebih baik lagi. Dan berjalanlah IMM
periode kedua di IKIP MALANG yang lebih baik dari kami, tentu dengan semangat
baru dan anggota baru yang semakin baik loyalitasnya. ketika kepengurusan
periode kedua kami sebagai pendiri dan ketua umum pertama masih harus bekerja
mendampingi kepengurusan kedua secara terus menerus di sela-sela aktivitas
kerja dan kuliah yang sangat padat. Terimakasih kepada teman-teman yang
bersedia dengan ikhlas melanjutkan perjuangan kami untuk membuat/membangun IMM
IKIP MALANG hingga saat ini. Ada pepatah mengatakan: “Membangun Lebih Mudah daripada Mempertahankan Keberlangsungan Hidup
Organisasi”. Program yang mestinya jadi prioritas kita para petinggi IMM
Cabang Malang adalah bagaimana agar IMM ada di semua Perguruan Tinggi non
Muhammadiyah, ini penting artinya bagi perkembangan dan keberlangsungan IMM di
masa depan (dengan anggota yang merambah semua unsur/golongan di Perguruan
Tinggi Non Muhammadiyah). Selamat
berjuang kawan.
C. IMM, PERGURUAN MUHAMMADIYAH DAN
PERGURUAN NON MUHAMMADIYAH
Muhammadiyah sebagai
sebuah organisasi terbuka dan yang Islami yang kental dengan gerakan Islam
Modern (Tokoh pejuang Islam Modern: Muh. Abduh, Muh. Iqbal sebagai rujukan
gerakan pembaharuan) (bukan bablas seperti JIL
(Jaringan Iblis Laknatullah) yang memiliki amanat yang kuat unuk
memperjuangkan berbagai hal (TIT, memberantas TBC dan pemurnian ajaran Islam
yang benar) seperti tertuang dalam berbagai buku pelajaran ke-muhammadiyah-an
di semua sekolah Muhammadiyah. Kita punya kewajiban atas hal itu dan tersebarnya
Islam yang benar/Muhammadiyah di berbagai elemen masyarakat, maka itu mestinya
perguruan Muhammadiyah memiliki keinginan/kewajiban yang kuat bagaimana agar
organisasi otonom Muhammadiyah seperti IMM (dan
yang lain) juga ada di perguruan non Muhammadiyah. Tentu ini membutuhkan
dana, waktu, manusia (SDM) yang dapat
diandalkan untuk bisa memasuki semua Perguruan Tinggi non Muhammadiyah. Caranya
membuat karya nyata di masyarakat yang dapat langsung dinikmati oleh masyarakat
umum, agar mereka dapat merasakan langsung amal usaha Muhammadiyah (bukan hanya
Pendidikan, Rumah Sakit, Panti Asuhan), tetapi yang lain dan mereka menjadi
bagian Muhammadiyah dan ikut merasa memiliki semua amal usaha Muhammadiyah
tersebut. (selamat bejuang, kawan).
Apalagi Kota Malang sebagai kota pendidikan yang
memiliki Perguruan Tinggi Swasta sangat banyak dan juga memiliki Perguruan
Tinggi Muhammadiyah (UMM) yang sangat
kesohor seantero Nusantara, memiliki kewajiban sepenuhnya untuk membuat jaringan
agar lulusannya dapat bekerja dan membuat lapangan kerja yang memadai (bukan nyogok hanya untuk jadi PNS),
kewajiban itu mestinya ada di pundaknya tentu bekerjasama dengan unsur
Muhammadiyah Tingkat Rendah (TK, SD,
SLTP, SLTA) dan juga dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Malang, kalau
tidak, Muhammadiyah untuk tingkatan mahasiswa hanya akan besar di dalam
kandangnya sendiri. Tidak memiliki bergaining
position yang kuat di luar (KNPI, Organisasi
Kepemudaan lainI, pemerintahan, dll). Akibatnya adalah alumni tidak punya
lagi cantolan jaringan yang secara baik diurus dan merasa punya kewajiban untuk
membantu adik-adiknya, (ini kenyataan
dilapangan).
Pimpinan IMm Cabang Malang
harusnya memiliki bargaining ke UMM
agar mendapat fasilitas untuk perjuangan kearah hal itu (program IMM masuk Kampus non Muhammadiyah), bagaimana agar semua
perguruan non Muhammadiyah terbentuk dan terbangun dengan kuat jaringan
IMM-nya. Ini sebenarnya yang saya
bayangkan waktu itu.
Yang nan ti pada
akhirnya nanti ketika llulus dari bangku kuliah memiliki jaringan (untuk mendapat pekerjaan jadi mudah) kerja
yang sangat hebat, membentu alumni sesama Muhammadiyah bukan hanya dari UMM
saja tetapi dari UB, UM, UIN, UWG, STIBA, dll, kita akan sangat disegani dan
dihormati oleh orang lain dari organisasi lain. Pikirkan “IMM bukan hanya milik
Perguruan Tinggi Muhammadiyah saja tetapi juga milik mereka yang peduli atas
perkembangan, ajaran dan paham Muhammadiyah dimana pun beradadi kota, desa, PTM
ataupun non PTM yang selama ini menjadi pegangan sejak didirikan oleh Sang
Pahlawan Nasional KH. Ahmad Dahlan Tahun 1912” (Mari kita bangun bersama, Muhammadiyah agar Berjaya selamanya). Allahuakbar…
“ Agama kita “Islam” mengajarkan bahwa: Cara
bersyukur yang paling benar adalah Beribadah dengan keras dan Bekerja dengan
Keras”
D. PENUTUP
Semoga sekelumit tulisan
ini dapat membangkitkan semangat perjuangan adik-adik yang akan melanjutkan
perjuangan kami, yang dengan susah payah kami letakkan fondasi IMM IKIP MALANG,
mungkin belum cukup kuat tapi sudah kami coba berbuat sesuatu untuk
Muhammadiyah. Buat teman-teman seperjuangan (Tamam
dan Satrio) jangan pernah luntur ghiroh perjuangan kalian untuk memikirkan
Islam. Muhammadiyah yang lebih kaffah dan mendalam.
Perjuangan kita tidak
akan pernah habis dan tidak akan pernah berhenti hanya karena status kita saat
ini, walau kita tidak lagi menjadi mahasiswa, kita telah menjadi Ayah bagi anak
kita masing-masing, menjadi suami bagi istri kita tercinta, tapi di dada kita
tetap Islam, tetap Muhammadiyah dan tetap umat Nabi Muhammad SAW.
Akhirnya mari kita
tetap bersyukur agar semua yang kita lakukan selam ini menjadi bagian dari amal
kita yang akan bermanfaat di akhir jaman kel;ak. Mohon maaf, Wassalam.
“Perjuangan
Mahasiswa itu tidak harus berdemo tetapi membangun apa yang kita yakini benar
adalah bagian dari Perjuangan Mahasiswa”
“Muhammadiyah
tidak akan pernah mati di hati pengikutnya yang setia, walaupun organisasinya
mungkin akan mati pada suatu ketika”
Israel dan JIL
adalah musuh kita yang nyata selain setan yang terkutuk, mari kita hadapi
dengan Aaqidah yang kuat, lindungi keluargamu dari Api Neraka.
BIODATA
PENULIS
Data diri
Nama Lengkap : Amin Kuneifi Elfachmi
Tempat Tgl Lahir : Malang, 10 Oktober 1974
Alamat Sekarang : Jl. Tirto Mulyo No. 63 C Dau Klandungan
Malang
No. Telp :
081 252 471 28
Pendidikan Formal :
SLTA : SMA Muhammadiyah 2 Balikpapan (Ponpes
Almujahidin)
: SMA Muhammadiyah ! Tanah Grogt Pasir
Pendidikan S1 : IKIP MALANG Angkatan 1993
Pendidikan S2 : STIE MAHARDIKA SURABAYA Lulus 2008
Pendidikan Non Formal :
1.
LK 1 HMI
2.
LK 2 HMI
3.
Training ESQ
Peduli Pendidikan Angkatan 1 Probolinggo
4.
Mengikuti Forum
Penting (Mario Teguh, Tanadi Santoso, Andreas Herafa, Tantowi Yahya, Andre
Wongso, dll).
5.
Berbagai
Training dan Seminar lain yang Relevan.
Riwayat Pekerjaan
1.
Kabag Personalia
MU Mojokerto
2.
Manajer MU Solo
3.
Manajer MU
Semarang
4.
Manajer MU
Malang
5.
Manajer Training
dan Event MU Pusat
6.
Chief Executive
Officer LTSM Indonesia
7.
EO, Training
Sekolah (guru, siswa) dan Perusahaan
8.
Pengelola
Peternakan Ar-Ridho di Pasuruan
9.
Pengelola Argo
Bisnis Pembibitan Sawit di kalimantan
Riwayat Keluarga
1.
Nama Ayah : Fachruddin (Alm), Ibu Hj. Sumiati
2.
Menikah : Situbondo, 7 Oktober
2000
3.
Nama Istri : Kholifah Hariyani, S.Pd (Matematika 1997)
4.
Nama Anak
Pertama : Neqrous Noor Khan Haqqani
Kuneifi Elfachmi
5.
Nama Anak Kedua : Yulia Aisyah Shallya Qilashanti
Kuneifi Elfachmi
IMM
DAN REALITAS PERJUANGAN ANAK MUDA
(Releksi 2009,
Dakwah, Politis, Aktulisasi Diri Mahasiswa Muhammadiyah di Perguruan Tinggi Non
Muhammadiyah)
Oleh : H.M. AMIN KUNEIFI ELFACHMI, S.Pd,
MM
(Ketua Umum Pertama IMM IKIP MALANG,
1996/1997)
Contact
Person : 081 252 471 28
A. IMM DI IKIP MALANG/UNIV.NEGERI
MALANG
Muhammadiyah sebagai Organisasi
Sosial, Pendidikan, kesehatan Modern, yang anggotanya merupakan kalangan orang
yang “melek” agama, pendidikan, sudah
barang tentu sangat marginal keberadaannya disemua lapisan masyarakat umum
ataupun kalangan perguruan tinggi, apalagi di kalangan perguruan tinggi non
Muhammadiyah. Khususnya di Universitas Negeri Malang yang waktu itu masih IKIP
MALANG, IMM yang baru mulai dirintis pada tahun 1996 dengan sangat susah payah
tentu dengan pengorbanan sosial yang
sangat luar biasa oleh para perintisnya.
Awalnya kami bertiga (Amin Kuneifi
Elfachmi Mahasiswa PDU Angkatan 1993, Tamam Mubarok Mahasiswa Sejarah Angkatan
1993 (sekarang pengajar di GANESHA OPERATION MALANG) dan Satrio Agung Wibowo
Singo Mahasiswa TEP Angkatan 1993 (tidak lulus di IKIP MALANG, Melanjutkan di
IKIP PGRI KEDIRI, tinggal di Nganjuk dan sekarang PNS Guru SMA di Kabupaten
Kediri). Kami awalnya berjuang melalui organisasi lain yaiti menjadi anggota
HMI korkom IKIP MALANG aktif dan menjadi pengurus inti di komisariat
masing-masing karena kami anggap HMI bisa menampung gejolak pemikiran kami
waktu itu, kecuali saudara Tamam Mubarok.yang secara kebetulan kami tinggal di
kos yang sama dan melakuka diskusi yang cukup inten terkait dengan bagaimana
membangun, merintis, memperjuangkan agar IMM IKIP Malang berdiri waktu itu.
(diskusi apa saja; tentang perkembangan Muhammadiyah secara umum, Perguruan
Tinggi Muhammadiyah yang ada di Malang khususnya dan bagaimana caranya mewadahi
banyaknya alumni Sekolah Muhammadiyah yang aspirasinya/aktualisasinya tidak
tersalurkan khususnya bagi mereka para mantan aktivis IPM/IRM ketika di SLTA.
Di kos Klaseman Mepet Kuburan (baca: UKLA) julukan kos kami waktu itu,
diskusi hampir tiap hari bahkan sampai larut malam, kalau tidak punya uang
untuk makan kami ngutang di warung sebelah kos, diskusi terjadi selama dua
sampai tiga bulan secara terus menerus karena gejolak di dada kami begitu luar
biasa bagaimana agar IMM IKIP MALANG berdiri, maka tepat tahun 1996 kami
berkunjung ke Cabang IMM Malang yang kebetulan pada waktu itu kantornya dekat
dengan kos kami yaitu di Jl. Sumbersari persisnya dipertigaan Jl. Surabaya Totokan
dengan Jl. Sumbersari, kami bertiga mencoba mengutarakan semua keinginan kami (mendirikan IMM di IKIP MALANG), kami
waktu itu ditemui Nasrul Mahasiswa Komunikasi Angkatan 1993 dari UMM (sekarang dosen Komunikasi di UMM
Hasanuddin dari UB (tidak jelas sekarang
dimana), mereka menyambut sangat antusias dan sangat terbuka untuk
mengakomodasi keinginan kami itu. Tidak hanya sampai di situ kami bahkan hampir
dating ke sekretariat IMM Cabang hanya untuk sekedar diskusi, ngobrol tentang
apa dan bagaimana langkah yang harus kami ambil. Pada suatu ketika kami
berkesempatan dipertemukan dengan Pak Muhajir Efendi (waktu itu beliau PR III UMM) dengan senang hati kami terima
tawaran itu lalu kami ketemu dan dan kami mengutarakan semua apa yang kami
inginkan, yaitu mendirikan aIMM di IKIP MALANG. Lalu kami mendapatkan janji
akan diberikan subsidi dana untuk operasional sekretariat dan membuat berbagai
hal persiapan pendirian dan untuk sementara sekretariat kami gabung bersama
menempati Kantor IMM Cabang Malang.
Kami puas dan senang mendapatkan respon yang sangat
luar biasa dari para petinggi UMM, lalu kami melangkah. Langkah awal yang kami
lakukan adalah mengumpulkan semua data mahasiswa baru IKIP MALANG (angkatan
1996, 1995, 1994, 1993) yang pernah sekolah di Muhammadiyah (SMP, SLTA) lalu kami undang untuk
mengadakan pembentukan IMM IKIP MALANG, dan pada akhirnya berkumpulah asejumlah
mahasiswa baru dan lama yang cukup menggembirakan (36 orang) mayoritas IMAWATI, kami mengadakan rapat pertama secara
resmi di kantor IMM Cabang Malang (maaf
lupa tanggalnya). Sebelum itu, di kos tempat kami tinggal. Kami sudah mendesain dan kami sepakat bahwa Ketua
Umum pertama dipegang saudara Tamam Mubarok tentu dengan berbagai pertimbangan
yang matang (karena saudara Tamam Mubarok tidak menjadi anggota HMI IKIP
MALANG) lalu kami sampai pada rapat yang dilakukan pada pagi hari dengan
dipandu oleh teman-teman (Nasrul, dkk)
dari Cabang. Kami rapat sangat lama tapi pada akhirnya kami harus melakukan
pengambilan suara untuk menentukan siapa Ketua Umum pertama periode 1996/1997,
tapi yang terjadi hasil voting suara terbanyak nama saya (Amin Kuneifi
Elfachmi) lalu kami diskusikan dengan semua kandidat yang mendapat suara cukup
(Saya, Tamam, Satrio) kami bulat seperti semula memilih saudara Tamam Mubarok
Mnjadi Ketua Umum walaupun perolehan suaranya nomor dua di bawah saya, lalu
kami sampaikan ke semua audien kalau kami sepakat bahwa ketua umum pertama di
jabat oleh Saudara Tamam Mubarok, tetapi yang terjadi audien menolak karena
dari hasil voting saya yang mendapatkan suara terbanyak maka dimintalah saya
menjadi ketua pertama IMM IKIP MALANG 1996/1997. Kenapa kami (Saya dan Satrio)
sepakat jika saudara Tamam Mubarok menjadi ketua pertama, karena waktu itu pada
waktu itu saya menjabat Sekretaris Umum HMI Komisariat FPIPS IKIP MALANG dan
Ketua Bidang Bakat Minat Senat Mahasiswa FPIPS IKIP Malang, dan Satrio Pengurus
inti di HIMAFO IKIP MALANG. Lalu terbentuklah pengurus pertama IMM IKIP MALANG
dalam sejarah percaturan politik mahasiswa IKIP MALANG waktu itu.
Dengan terpilihnya saya sebagai Ketua Umum IMM IKIP
MALANG maka memiliki akses yang sangat luar biasa di tubuh HMI IKIP MALANG
waktu itu, maka dengan serta merta saya dipanggil secara resmi oleh KORKOM HMI
IKIP MALANG untuk menanyakan loyalitas saya terhadap HMI dan kelanjutan jabatan
di ekstra dan intra kampus, maka ketua Umum HMI KORKOM waktu iu Imam Khaeruddin
mahasiswa Sejarah Angkatan 1992 IKIP MALANG (Tidak
Tamat) membuat keputusan mencoret saya dari kepengurusan dan keanggotaan
HMI IKIP MALANG terhitung 1996 (maaf lupa
bulan dan tanggalnya). Kami tetap pada pendirian semula bahwa IMM IKIP
MALANG harus tetap berdiri apapun resiko yang terjadi pada kami. Alhamdulillah
kami kuat pada pendirian kami. Pada saat pelantikan kepengurusan kami, kami
dilantik di Aula IAIN Malang yangwaktu itu bersamaan dengan pelantikan
kepengurusan IMM IAIN MALANG yang kedua, dan secara kebetulan yang melantik
adalah Pak Muhajir Effendy (waktu itu PR
III UMM) semoga perjuangan kami tidak sia-sia untuk Muhammadiyah dan IMM
IKIP MALANG di masa depan, bapak menjadi salah satu orang yang ikut member
sejarah/warna dalam hidup kami bertiga. Terimakasih
Pak Muhajir Effendy (sekarang Rektor
UMM).
B. PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN IMM IKIP
MALANG
Sebuah persahabatan
dengan hati dan jiwa menghasilkan sesuatu yang sangat monumental dan
membanggakan bagi kami dan perjuangan luar biasa dengan pengorbanan social yang
sangat luar biasa, sampai dengan pendirian IMM IKIP MALANG terdengar oleh
teman-teman Organisasi ekstra lain (HMI, PMII, GMNI, PMKRI) yang hampir pasti
kami ikut meramaikan percaturan politik kampus waktu itu. Tapi kami baru sampai
pada penggembira karena belum memiliki masa (baca; anggota tetap) yang cukup
dan “cantolan” structural yang kuat.
Pelan tapi pasti kami mulai di perhitungkan walaupun tidak sampai pada tataran
perebutan kekuasaan di intra (Senat, HMJ, UKM) tetapi sudah cukup mewarnai
perkembangan organisasi kampus waktu itu.
Waktu berjalan seperti
biasa, perjalanan IMM IKIP MALANG juga berjalan sangat berat dan membutuhkan
perhatian yang sangat luar biasa dari para pengurusnya, perkembangan IMM waktu
itu tersendat karena waktu itu saya harus bekerja membantu proses awal
pendirian LPK MAGISTRA UTAMA Malang (sebagai
Cleaning Service) karena kebutuha ekonomi untuk melanjutkan kuliah, maka
IMM mulai kurang mendapatkan perhatian dari pengurus utamanya khususnya saya.
Ungkapan penting yang menjadi landasan kami berjuang adalah:”Hidup hidupkanlah
Muhammadiyah dan jangan mencari hidup di Muhammadiyah” kata KH. Ahmad Dahlan.
Godaan untuk membubarkan IMM IKIP MALANG sangat kuat dari dalam diri kami
sendiri, ekstra lain, keluarga kami, teman kuliah karana mereka melihat
perjuangan kami sangat berat, tapi kami tetap kukuh pada pendirian kami bahawa IMM IKIP MALANG harus tetap
berdiri dan berlanjut entah sampai kapan.
Kami sudah mencoba
berbuat sesuatu yang mungkin belum cukup, tetapi paling tidak apa yang kami
lakukan ini menjadi jalan panjang yang harus dilalui oleh adik-adik kami yang
akan datang.
Saya tidak membayangkan
kalau kepengurusan kami akhirnya sampai satu tahun periode yang sangat berat
walaupun tidak menghasilkan sesuatu yang monumental kecuali pendirian itu
sendiri. Dan diadakan pemilihan kepengurusan baru dengan kepemimpinan baru yang
memiliki tanggung jawab menghidupkan IMM lebih baik lagi. Dan berjalanlah IMM
periode kedua di IKIP MALANG yang lebih baik dari kami, tentu dengan semangat
baru dan anggota baru yang semakin baik loyalitasnya. ketika kepengurusan
periode kedua kami sebagai pendiri dan ketua umum pertama masih harus bekerja
mendampingi kepengurusan kedua secara terus menerus di sela-sela aktivitas
kerja dan kuliah yang sangat padat. Terimakasih kepada teman-teman yang
bersedia dengan ikhlas melanjutkan perjuangan kami untuk membuat/membangun IMM
IKIP MALANG hingga saat ini. Ada pepatah mengatakan: “Membangun Lebih Mudah daripada Mempertahankan Keberlangsungan Hidup
Organisasi”. Program yang mestinya jadi prioritas kita para petinggi IMM
Cabang Malang adalah bagaimana agar IMM ada di semua Perguruan Tinggi non
Muhammadiyah, ini penting artinya bagi perkembangan dan keberlangsungan IMM di
masa depan (dengan anggota yang merambah semua unsur/golongan di Perguruan
Tinggi Non Muhammadiyah). Selamat
berjuang kawan.
C. IMM, PERGURUAN MUHAMMADIYAH DAN
PERGURUAN NON MUHAMMADIYAH
Muhammadiyah sebagai
sebuah organisasi terbuka dan yang Islami yang kental dengan gerakan Islam
Modern (Tokoh pejuang Islam Modern: Muh. Abduh, Muh. Iqbal sebagai rujukan
gerakan pembaharuan) (bukan bablas seperti JIL
(Jaringan Iblis Laknatullah) yang memiliki amanat yang kuat unuk
memperjuangkan berbagai hal (TIT, memberantas TBC dan pemurnian ajaran Islam
yang benar) seperti tertuang dalam berbagai buku pelajaran ke-muhammadiyah-an
di semua sekolah Muhammadiyah. Kita punya kewajiban atas hal itu dan tersebarnya
Islam yang benar/Muhammadiyah di berbagai elemen masyarakat, maka itu mestinya
perguruan Muhammadiyah memiliki keinginan/kewajiban yang kuat bagaimana agar
organisasi otonom Muhammadiyah seperti IMM (dan
yang lain) juga ada di perguruan non Muhammadiyah. Tentu ini membutuhkan
dana, waktu, manusia (SDM) yang dapat
diandalkan untuk bisa memasuki semua Perguruan Tinggi non Muhammadiyah. Caranya
membuat karya nyata di masyarakat yang dapat langsung dinikmati oleh masyarakat
umum, agar mereka dapat merasakan langsung amal usaha Muhammadiyah (bukan hanya
Pendidikan, Rumah Sakit, Panti Asuhan), tetapi yang lain dan mereka menjadi
bagian Muhammadiyah dan ikut merasa memiliki semua amal usaha Muhammadiyah
tersebut. (selamat bejuang, kawan).
Apalagi Kota Malang sebagai kota pendidikan yang
memiliki Perguruan Tinggi Swasta sangat banyak dan juga memiliki Perguruan
Tinggi Muhammadiyah (UMM) yang sangat
kesohor seantero Nusantara, memiliki kewajiban sepenuhnya untuk membuat jaringan
agar lulusannya dapat bekerja dan membuat lapangan kerja yang memadai (bukan nyogok hanya untuk jadi PNS),
kewajiban itu mestinya ada di pundaknya tentu bekerjasama dengan unsur
Muhammadiyah Tingkat Rendah (TK, SD,
SLTP, SLTA) dan juga dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Malang, kalau
tidak, Muhammadiyah untuk tingkatan mahasiswa hanya akan besar di dalam
kandangnya sendiri. Tidak memiliki bergaining
position yang kuat di luar (KNPI, Organisasi
Kepemudaan lainI, pemerintahan, dll). Akibatnya adalah alumni tidak punya
lagi cantolan jaringan yang secara baik diurus dan merasa punya kewajiban untuk
membantu adik-adiknya, (ini kenyataan
dilapangan).
Pimpinan IMm Cabang Malang
harusnya memiliki bargaining ke UMM
agar mendapat fasilitas untuk perjuangan kearah hal itu (program IMM masuk Kampus non Muhammadiyah), bagaimana agar semua
perguruan non Muhammadiyah terbentuk dan terbangun dengan kuat jaringan
IMM-nya. Ini sebenarnya yang saya
bayangkan waktu itu.
Yang nan ti pada
akhirnya nanti ketika llulus dari bangku kuliah memiliki jaringan (untuk mendapat pekerjaan jadi mudah) kerja
yang sangat hebat, membentu alumni sesama Muhammadiyah bukan hanya dari UMM
saja tetapi dari UB, UM, UIN, UWG, STIBA, dll, kita akan sangat disegani dan
dihormati oleh orang lain dari organisasi lain. Pikirkan “IMM bukan hanya milik
Perguruan Tinggi Muhammadiyah saja tetapi juga milik mereka yang peduli atas
perkembangan, ajaran dan paham Muhammadiyah dimana pun beradadi kota, desa, PTM
ataupun non PTM yang selama ini menjadi pegangan sejak didirikan oleh Sang
Pahlawan Nasional KH. Ahmad Dahlan Tahun 1912” (Mari kita bangun bersama, Muhammadiyah agar Berjaya selamanya). Allahuakbar…
“ Agama kita “Islam” mengajarkan bahwa: Cara
bersyukur yang paling benar adalah Beribadah dengan keras dan Bekerja dengan
Keras”
D. PENUTUP
Semoga sekelumit tulisan
ini dapat membangkitkan semangat perjuangan adik-adik yang akan melanjutkan
perjuangan kami, yang dengan susah payah kami letakkan fondasi IMM IKIP MALANG,
mungkin belum cukup kuat tapi sudah kami coba berbuat sesuatu untuk
Muhammadiyah. Buat teman-teman seperjuangan (Tamam
dan Satrio) jangan pernah luntur ghiroh perjuangan kalian untuk memikirkan
Islam. Muhammadiyah yang lebih kaffah dan mendalam.
Perjuangan kita tidak
akan pernah habis dan tidak akan pernah berhenti hanya karena status kita saat
ini, walau kita tidak lagi menjadi mahasiswa, kita telah menjadi Ayah bagi anak
kita masing-masing, menjadi suami bagi istri kita tercinta, tapi di dada kita
tetap Islam, tetap Muhammadiyah dan tetap umat Nabi Muhammad SAW.
Akhirnya mari kita
tetap bersyukur agar semua yang kita lakukan selam ini menjadi bagian dari amal
kita yang akan bermanfaat di akhir jaman kel;ak. Mohon maaf, Wassalam.
“Perjuangan
Mahasiswa itu tidak harus berdemo tetapi membangun apa yang kita yakini benar
adalah bagian dari Perjuangan Mahasiswa”
“Muhammadiyah
tidak akan pernah mati di hati pengikutnya yang setia, walaupun organisasinya
mungkin akan mati pada suatu ketika”
Israel dan JIL
adalah musuh kita yang nyata selain setan yang terkutuk, mari kita hadapi
dengan Aaqidah yang kuat, lindungi keluargamu dari Api Neraka.
BIODATA
PENULIS
Data diri
Nama Lengkap : Amin Kuneifi Elfachmi
Tempat Tgl Lahir : Malang, 10 Oktober 1974
Alamat Sekarang : Jl. Tirto Mulyo No. 63 C Dau Klandungan
Malang
No. Telp :
081 252 471 28
Pendidikan Formal :
SLTA : SMA Muhammadiyah 2 Balikpapan (Ponpes
Almujahidin)
: SMA Muhammadiyah ! Tanah Grogt Pasir
Pendidikan S1 : IKIP MALANG Angkatan 1993
Pendidikan S2 : STIE MAHARDIKA SURABAYA Lulus 2008
Pendidikan Non Formal :
1.
LK 1 HMI
2.
LK 2 HMI
3.
Training ESQ
Peduli Pendidikan Angkatan 1 Probolinggo
4.
Mengikuti Forum
Penting (Mario Teguh, Tanadi Santoso, Andreas Herafa, Tantowi Yahya, Andre
Wongso, dll).
5.
Berbagai
Training dan Seminar lain yang Relevan.
Riwayat Pekerjaan
1.
Kabag Personalia
MU Mojokerto
2.
Manajer MU Solo
3.
Manajer MU
Semarang
4.
Manajer MU
Malang
5.
Manajer Training
dan Event MU Pusat
6.
Chief Executive
Officer LTSM Indonesia
7.
EO, Training
Sekolah (guru, siswa) dan Perusahaan
8.
Pengelola
Peternakan Ar-Ridho di Pasuruan
9.
Pengelola Argo
Bisnis Pembibitan Sawit di kalimantan
Riwayat Keluarga
1.
Nama Ayah : Fachruddin (Alm), Ibu Hj. Sumiati
2.
Menikah : Situbondo, 7 Oktober
2000
3.
Nama Istri : Kholifah Hariyani, S.Pd (Matematika 1997)
4.
Nama Anak
Pertama : Neqrous Noor Khan Haqqani
Kuneifi Elfachmi
5.
Nama Anak Kedua : Yulia Aisyah Shallya Qilashanti
Kuneifi Elfachmi
Riwayat
Organisasi
1.
Ketua Bidang
Bakat Minat SMF FPIPS IKIP MALANG
2.
Sekretaris Umum
HMI FPIPS IKIP MALANG
3.
Sekretari MS
(Muslim Study) FPIPS IKIP MALANG
4.
Ketua Bidang
Bakat Minat BPM FPIPS IKIP MALANG
5.
Ketua Program
Tata Niaga PDU IKIP MALANG
6.
Ketua Umum IKIP
MALANG
Riwayat
Organisasi
1.
Ketua Bidang
Bakat Minat SMF FPIPS IKIP MALANG
2.
Sekretaris Umum
HMI FPIPS IKIP MALANG
3.
Sekretari MS
(Muslim Study) FPIPS IKIP MALANG
4.
Ketua Bidang
Bakat Minat BPM FPIPS IKIP MALANG
5.
Ketua Program
Tata Niaga PDU IKIP MALANG
6.
Ketua Umum IKIP
MALANG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar