KADERISASI HARI INI, KESUKSESAN ORGANISASI
MENANTI
By : Hanif Mu’allifah
(KABID RISET DAN KEILMUAN-IMM FIP UM)
Pengkaderan
dalam sebuah organisasi, adalah hal yang paling vital dan strategis, begitu
vitalnya peran pengkaderan hingga masa depan organisasi ditentukan oleh proses
pengkaderan hari ini ( Dahlan Rais,2011). Tidak jarang orang beranggapan bahwa
organisasi yang handal dan berkembang adalah organisasi yang memiliki ratusan
bahkan ribuan anggota. Padahal pada hakikatnya organisasi yang handal bukanlah
dinilai dari kuantitasnya melainkan kualitas serta eksistensinya. Eksistensi
serta peran dari seorang anggota perlu adanya sebuah peluang untuk menyalurkan
segala bakat serta potesi yang dimiliki. Penyaluran dan pengembangan potensi
tersebut dapat melalu proses kaderisasi. Akar suatu organisasi tidaklah
terlepas dari proser kaderisasi. Dimana proses kaderisasi merupakan proses
pengembangan potensi suatu kader dalam menjadi lakon-lakon dalam sebuah
organisasi. Dalam proses kaderisasi diperlukan suatu pemantapan analisis, serta
kematangan dalam menciptakan kader-kader unggulan. Namun dalam prakteknya, saat
ini sering sekali diberbagai kini organisasi. Proses pengkaderan hanya
dilakukan satu tarikan nafas dan satu kali tunjuk hidung. Proses pengkaderan
dijalani secara instan, tanpa adanya peninjauan lebih lanjut terhadap potensi
yang dimiliki oleh para kader. Untuk mendapatkan kader yang militant dalam
artian kader yang siap pakai harus dilakukan kegiatan secara rutin dan
berkelanjutan. Bahwasanya untuk mendapatkan kader yang benar-benar memikirkan
perjuangan IPM dibutuhkan kader yang benar-benar aktif. Aktif dalam artian
selalu mengikuti, mendukung dan berpartisipasi setiap kegiatan. Bukan ketika
ada kegiatan yang bersifat formal seperti Darul Arqom Dasar (DAD) dan
pengkaderan-pengkaderan yang lain yang bersifat resmi. Organisasi basar tidak
ubahnya sebuah organisasi yang dinahkodahi oleh orang-orang besar dan cerdas.
Orang-orang yang berlajur dari tangga urutan bawah hingga berada pada
puncaknya. Perputaran organisasi sangat tidak bisa terlepas dari adanay sebuah
proses kaderisasi. Melalui proses kaderisasi inilah terdapat suatu proses
pergantian serta perluasan dalam pengembangan organisasi dalam masyarakat.
Organisasi dan kaderisasi bagai satu mata rantai yang tidak bias terputus, dari
kaderisasi maka organisasi akan berkembang dan melalui organisasi pulalah
proses kaderisasi berlangsung inilah gambaran sejauh mana peran organisasi
terhadap kaderisasi, begitu pula sebaliknya. Karena kembali lagi, bahwasanya
masa depan organisasi ditentukan oleh kaderisasi, apabila kaderisasi baik maka
masa depan oraganisasipun ikut baik barkembang dan maju. Bahkan sebaliknya.
Apabila kaderisasi buruk maka masa depan organisasipun buruk. Berdasarkan
uraian diatas diharapkan tercetaknya para kader-kader militan dengan jiwa-jiwa
kepemimpinan kreatif melalui system pengkaderan yang berkesinambungan.
Dijelaskan dalam Q.S. An Nisa’ ayat 9 :
“
Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka
meninggalkan keturunan yang lemah dibelakang mereka yang mereka khawatir
terhadap (kesejahteraanya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada
Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.” Ayat
tersebut mengingatkan kepada kita, bahwasanya sesuatu yang sukses ditentukan
oleh generasi. Kata lemah dalam terjemahan ayat tersebut adalah lemah
intelektual, moral, harta, jasmani maupun rohani, iman dan lemah semangat dalam
dakwah berjuang. Hal tersebut sangat memprihatinkanapabila dalam system
pengkaderan tidak dididik mulai awal tentang pemahaman-pemahaman islam yang
sebenarnya. Karena sangat merugikan bagi para kader, apabila ditinjau dari
nilai kesuksesan organisasi adalah kesuksesan kaderisasinya. Kembali lagi
dengan system pengkaderan yang berkesinambungan dimaksudkan tidak ada tindak
lanjut atau follow up setiap setelah kegiatan itu dilaksanakan hal ini dapat
dilakukan dengan bermacam-macam cara. Sebelum kita melaksanakan kegiatan formal
dalam pengkaderan hendaknya sebagai pimpinan harian sudah memikirkan dan
merencanakan mengenai rencana tindak lanjut (RTL) keran dirasa hal ini sangat
dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan kegitan yang dilaksanakan.
Sebagai bukti tindak lanjut dari kegiatan tersebut dapat dikategorikan menjadi
dua macam. Diantaranya: 1. Primer. Yang dimaksud tindak lanjut primer adalah
bentuk kegiatan yang bermaksud untuk mengetahui sejauh mana kader loyal
terhadap ikatan, bentuk kongkrit dari kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan
cara rutinitas seperti diskusi keilmuan, kajian islam, belajar al-qur’an
bersama dan lain sebagainya yang nantinya dilaksankan secara rutin. Bisa dengan
seminggu sekali, dua minggu sekali dan seterusnya. 2. Sekunder. Adalah kegiatan
yang bertujuan untuk merekatkan emosional antar kader. Setelah dalam kegiatan
primer terus istiqomah dijalankan, perlu sekiranya ada event yang mampu
menumbuhkan semangat juang kader terhadap ikatan. Bentuk kongkrit dari kegiatan
ini adalah sebuah event, baik dilaksanakan dengan teknis bermalam seperti
MABIT(Malam Bina Iman dan Taqwa). MAKRAB (Malam Keakraban) outbond dan
seterusnya. Yang nantinya dapat merekatkan emosional antar kader dan pimpinan
harian. Dalam kegiatan sekunder ini dari segi kepanitiaan diamanahkan penuh
kepada kader baru yang baru mengikuti DAD dengan maksud untuk mengukur sejauh
mana keberhasilan pengkaderan dasar yang telah dilaksanakan. Dengan cara
seperti itulah dapat mencetak kader-kader yang benar-benar layak sebagai
pemimpin masa depan selain itu malatih remaja islam tanggap terhadap suatu
masalah dan mampu berfikir kritis serta berprinsip. Karena remaja Islam diera
kini bias dikatakan krisis pemikiran dan tindakan.
Nama : Hanif Mualifah
Jurusan : Bimbingan dan Konseling
Kota asal : Lamongan
Amanah : Kabid Keilmuan
Fb : Hanif Mu'alifah