Selasa, 21 Januari 2014

Our Action IMM UM GOES TO SCHOOL

Oleh - oleh IMM UM Goes to School BY : KETUA KORKOM IMM UM NELY IZZATUL M. 21 Januari 2014 pukul 10:48 Tanggal 06 - 09 Januari 2014 kemarin, kami (kader IMM UM) mengadakan sosialisasi kampus dan IMM di SMA kawasan Lamongan-Gresik. Saya merasakan pengalaman yang luar biasa setelah 4 hari mengelana, menyinggahi berbagai sekolah Muhammadiyah yang ada di Lamongan dan Gresik daerah pantura. Hari pertama, 06 Januari 2014 SMA Muhammadiyah 09 Ujungpangkah – Gresik adalah jadwal kunjungan pertama kami. Aku belum memiliki gambaran banyak tentang mekanisme sosialisasi perdana ini. Maklum, sosialisasi ini menjadi pengalaman awal selama aku menjadi kader IMM UM. Aku hanya sedikit membayangkan, ketika teman-teman IMM presentasi di aula dengan dipenuhi siswa kelas XII, bagaimanakah nanti suasana kelas? Bagaimanakah respon adik – adik kelas XII? Sebagai siswa SMA, mungkin ada yang merespon positif ada pula yang tidak. Ya, itu sedikit bayanganku untuk sosialisasi perdana kita di SMA Muhammadiyah 09 Ujungpangkah. Tidak lebih. Sesampainya kaki berpijak di SMAM 09 Ujungpangkah, ternyata aku dan teman – teman dikagetkan dengan jumlah peserta. Sungguh seperti anggota laskar pelangi, meski tidak persis. Jumlah siswa kelas XII hanya ada 13 anak. Hanya 13 siswa dan hanya ada jurusan IPA. Hening. *Aku speechless. Lalu aku disadarkan. Inilah sekolah Muhammadiyah. Sosialisasi berakhir sekitar pukul 11.00. Setelahnya, kita singgah sebentar ke rumah Immi. Fara (FIP, 2013) sembari melakukan evaluasi. Ditemani lontong sayur menambah kekraban. Thank’s Fara. :) Hari Kedua. 07 Januari 2014 Hari kedua, giliran teman-teman Gresik yang ke Lamongan. Sesuai jadwal, sosialisasi hari ini diadakan di SMA Muhammadiyah 09 Brondong, Lamongan. Awalnya kami sempat gugup karena masalah teknis yang belum siap. Namun Alhamdulillah respon positif dari adik – adik SMA Muhammadiyah 09 Brondong begitu luar biasa. Bu Aris (Kepala Sekolah) pun sangat wellcome. Bahkan beliau merasa senang dengan adanya kegiatan ini, agar anak – anak SMAM 9 Brondong memiliki motivasi untuk melanjutkan kuliah. Di sini dan hari ini, kami dikagetkan pula dengan jumlah siswa. Siswa kelas XII di SMA M 09 Brondong ada 130 lebih. Sungguh keadaan yang sangat berkebalikan dari SMAM 09 Ujungpangkah. Lagi – lagi inilah sekolah Muhammadiyah. Kurang lebih pukul 14.00 WIB kami mengakhiri sosialisasi. Mampir sebentar di rumahku, makan cumi dan ikan bakar yang ala kadarnya. Seusai makan dan shalat asar, sesuai permintaan teman – teman, kami melakukan pendakian Bukit Menjuluk (tapi biasanya kami menyebut gunung). Pendakian ini hanya menyita waktu 1½ jam. Sangat sebentar bukan? Namun pemandangan yang ditawarkan tidak cukup jika dikenang hanya sebentar. Hari kedua ini menjadi hari yang sangat melelahkan. Setelah pendakian, kami mampir sebentar di Pantai WBA (Wisata Boom Anyar) Brondong dan lanjut perjalanan ke rumah Immi. Zuny (Ketum FIP). Sesampainya di rumah Immi Zuny, kami telah disediakan 3 ekor ayam yang siap untuk dibakar. Akhirnya kami bakar ayam hingga pukul 22.00 WIB. Setelahnya kita santap bersama. Thank’s Zun. :) Hari Ketiga. 08 Januari 2014 Hari ketiga tidak kalah hebat dengan hari pertama dan kedua. Bahkan aku merasa di hari ini kami mendapatkan sambutan yang sungguh – sungguh luar biasa. Kami disambut dengan agenda acara yang sangat tersusun rapi. Adik – adik IPM mempersiapkan dan mengkonsep acara dengan sangat baik. Dewan guru pun menyambut kedatangan kami dengan baik, sembari memperkenalkan kepada kami, inilah MA Muhammadiyah 10 Palirangan. Terima kasih untuk adik – adik IPM MA Muhammadiyah 10 Palirangan yang begitu antusias menyambut kedatangan kami. Semoga kami bisa bertemu kembali. Hari ketiga ini, kami mengunjungi 2 sekolah, MA Muhammadiyah 10 Palirangan dan SMA Muhammadiyah Payaman. Hanya karena dilakukan pada waktu bersamaan sehingga aku tidak bisa mengikuti acara di SMA Muhammadiyah Payaman. Oleh sebab itu aku tidak tahu bagaimana jalannya acara di SMA Muhammadiyah Payaman. Setelahnya, kami melakukan wisata kuliner. Mencicipi Es Batil di Desa Bulubrangsi, Lamongan. Mungkin bagi mereka yang belum pernah mencoba akan penasaran dengan minuman satu ini. Batil adalah semacam kue yang terbuat dari tepung beras, diolah dengan tape dan parutan kelapa. Batil ini dipotong kecil-kecil untuk campuran es bersama dengan siwalan, kacang hijau, agar-agar, dan santan. Pemanisnya menggunakan gula aren. Es Batil ini sudah cukup terkenal tidak hanya di Lamongan. Bahkan sudah sering diliput media massa. Pukul 15.00 WIB, seusai minum Es Batil, kami melanjutkan perjalanan menuju Gresik. Teman – teman IMM domisili Lamongan pun menginap di Gresik, karena sosialisasi terakhir kita (09 Januari 2014) akan berlangsung di MA Muhammadiyah 01 dan SMA Muhammadiyah 04 Sidayu, Gresik. Aku, Hafizah dan Zuny menginap di rumah Immi. Dewi (Ketum SAINTEK) sedangkan Wahyu menginap di rumah Imm. Fani (Ketum EKSTRA). Hari Keempat. 09 Januari 2014 Sarapan pagi berlangsung di rumah Dewi. Setelah itu kami berangkat ke MA Muhammadiyah 01 Sidayu, Gresik. Sekolah ini tidak begitu besar, siswa kelas XII pun hanya berkisar 20 anak. Namun sekali lagi, guru – guru di sini pun menyambut kami dengan sambutan yang ramah. Terakhir, kami sosialisasi di SMA Muhammadiyah 04 Sidayu, Gresik. Aku melihat potensi sekolah ini cukup baik. Gedung dan halaman sekolah yang luas. Hingga aku tertarik dengan master plan pembangunan sekolah ini yang terpampang di gerbang masuk sekolah. Sangat bagus jika benar – benar sudah terealisasi. Aku tidak ingat pasti berapa jumlah siswa di sini. Mungkin sekitar 60-an. Dari keseluruhan SMA yang kami kunjungi, jumlah siswa SMAM 09 Brondong-Lamongan memang masih yang paling besar. Namun siswa di SMAM 04 Sidayu ini pun tidak kalah antusias dari yang lain. Banyak sekali yang melontarkan pertanyaan, ingin tahu banyak hal tentang dunia kampus, hingga kami pun merasa senang melihat antusiasme mereka. Semoga kami bisa bertemu kembali. Sembari berkunjung, sepulang dari SMA Muhammadiyah 04 Sidayu kami mampir ke rumah Immi. Silvi. Kami disuguhkan hidangkan makan siang dengan menu rawon yang lezat. Setelah itu, mampir rumah Immi. Siska, dan lagi – lagi kami disuguhkan makanan. Rasanya sangat bagus untuk program penggemukan. Sambutan teman – teman IMM domisili Gresik memang sangat luar biasa. Itulah sekelumit cerita 4 hari kami (IMM UM) sosialisasi kampus di sekolah – sekolah Muhammadiyah. Ada yang hanya memiliki 13 siswa, ada pula yang 130 siswa. Ada yang menggunakan pergantian jam pelajaran dengan bel modern, ada pula yang masih menggunakan tanda adzan sebagai waktu istirahat. Ada yang masih menduduki ruang seperti laskar pelangi, ada pula yang sudah memiliki gedung bertingkat tinggi. Ada yang bermipi tinggi lanjut ke perguruan tinggi, ada pula yang berkata “kami cukup sampai di sini (bangku SMA) karena kami perlu menghidupi kehidupan kami (dengan bekerja)” Empat hari mengelana, menyinggahi berbagai sekolah Muhammadiyah yang ada di Lamongan – Gresik daerah pantura seolah mendapat tamparan dan semangat juang. Rasanya kita perlu merenung, bahwa tugas Muhammadiyah di bidang Pendidikan masih cukup panjang.

Sabtu, 18 Januari 2014

kepada kata ‘merah’

kepada kata ‘merah’ pada langit yang merah masihkah kau sebut rumah, tanpa nama kau urai sepotong kehidupan dan terikat dalam perjalanan namun panjang, dan mungkin masih lama ini sebuah warna tentang rasa tak kenal lelah sudahkah kita melangkah? bersama merekah? dalam kalam berupa-rupa kisah kepada rumah yang merah disini muncul bibit-bibit yang haru menatapnya ada yang tersemai, dalam dawai detak-detak dakwah barisan merah, pada rumah penuh masalah masihkah kau berjuang disekitar sana? ada lelah yang sepenggal-penggal mewadah rasa tentang duka, marah, kecewa, dan suka terbungkus sempurna dalam dalil penuh makna kepada rumah merah, rumah penuh masalah apa kau tau, membahasakanmu masih tak mampu terangkai dengan frasa yang tertemu #Inayatur Rohmah (Inaya Ayani)_mahasiswi ksdp-pgsd_fip.um_2011|

KELAS NYA MANUSIA

Resensi Judul buku : Kelasnya Manusia: Memaksimalkan Fungsi Otak Belajar Dalam Manajemen Display Kelas Penulis : Munif Chatib dan Irma Nurul Fatimah Penerbit : Kaifa Learning Tanggal Terbit : April 2013 Jumlah Halaman : 172 halaman Harga Buku : Rp 72.000,00 Peresensi : Muh. Amri Mukhtarifin, S.Pd *) Kelasnya Manusia Pada umumnya proses pembelajaran di sekolah dilakukan di dalam kelas. Oleh sebeb itu, sudah menjadi kewajiban seorang guru untuk bisa menciptakan ruang kelas menjadi menyenangkan agar proses pembelajaran bisa berjalan lancar dan tentunya hasil pembelajaranpun menjadi maksimal. Buku kelasnya manusia merupakan buku kelima yang ditulis oleh Munif Chatib. Buku yang lahir setelah beberapa buku pendahulunya yang mana saling berhubungan, diantaranya “Sekolahnya Manusia, Gurunya Manusia, Orangtuanya Manusia, dan Sekolah Anak-anak Juara”. Pada buku ini beliau menulis bersama dengan sahabatnya seorang guru yang arsitek atau seorang arsitek yang guru Irma Nurul Fatimah. Saat ini, sedikit sekali guru yang memanfaatkan dinding kelas dalam proses pembelajarannya, sehingga suasana kelas terasa seperti penjara yang penuh tekanan dan paksaan, bukan rumah yang menyenangkan. Hal ini menjadikan otak siswa tidak punya selera dalam belajar. Buku kelasnya manusia karya Munif Chatib dan Irma Nurul Fatimah ini hadir untuk mengatasi permasalahan tersebut dan memacu guru untuk lebih memperhatikan display kelas, memanfaatkan dinding kelas agar suasana dalam kelas nyaman dan menyenangkan. Buku kelasnya manusia terbagi menjadi lima bab, yang mana antara satu bab dengan bab lainnya saling berhubungan agar pembaca lebih mengerti alur berpikir dan tujuan utama untuk pembuatan display pada dinding kelas. Pada bab pertama buku ini mengajak para pembaca untuk memahami bahwa belajar itu persis seperti hidangan makanan. Artinya, siswa harus punya selera agar tertarik untuk belajar. Hal yang paling memungkinkan untuk membangkitkan selera belajar adalah dengan display kelas, terutama pada dinding kelas. Pada bab kedua dijalaskan tentang hakikat belajar dan ruang kelas. Disini pembaca diajak agar punya pemahaman out of the box, pemahaman bahwa belajar tidak harus di dalam ruang kelas, ruang sempit yang membatasi gerak siswa, tapi belajar dapat dilakukan dimanapun dan dalam keadaan apapun. Bab selanjutnya, bab ketiga mulai dikonsentrasikan pada sebuah ruangan yang bernama kelas. Pada bab ini dijelaskan konsep bahwa ruang kelas merupakan ruang multidimensi, tidak hanya ruangan yang statis, sehingga guru dan siswa bisa berkarya untuk menciptakan uang kelas nyang menyenangkan. Dalam bab ini juga disajikan kelas masa depan yang sangat canggih, tapi secanggih apapun kelasnya masih membutuhkan display kelas. Pada bab keepat disuguhkan berbagai jenis display, sehingga guru bisa lebih kreatif untuk merancang display kelas agar tercipta ruang kelas yang menyenangkan. Bab terakhir buku ini difokuskan pada manajemen display kelas, bagaimana seluruh jenis display diatur, bagaimana membuat, memasang, mengganti dengan display yang lain, menyimpan dan merawatnya. Ketika pembaca sudah melewati bab terakhir ini, pembaca akan lebih efektif dan efisien dalam pemanfaatan display kelas. Lima bab yang terkandung dalam buku kelasnya manusia mempunyai makna dan nilai masing-masing yang mana dari bab pertama sampai bab terakhir saling berhubungan dan tentunya sangat baik untuk pembaca jika benar-benar dipahami. Buku kelasnya manusia sangat bermanfaat untuk pembaca, utamanya seorang guru bisa dikatakan wajib membaca buku ini, karena di dalamnya menjelaskan dan memantik daya keratifitas guru. Tidak cukup dengan teori tapi di dalamnya dijelaskan beberapa contoh display kelas yang bisa diaplikasikan oleh guru dalam mengawali proses pembalajaran. Sekilas buku kelasnya manusia terlihat sangat sempurna. Tidak ada celah yang membuat cacat buku karya dua sahabat ini. Tapi kesempurnaan itu akan sangat terasa saat implementasi di dalam proses pembelajaran yang sebenarnya. Bisa dikatakan menambah beban guru hanya untuk sekedar memoles kelas agar menyenangkan. Tapi jangan hawatir akan hal tersebut, kerja keras guru untuk menciptakan suasana kelas yang menyenangkan akan terbayar tuntas dengan enjoynya proses pembelajaran dan tentunya hasil pembelajaran menjadi maksimal dengan meningkatnya presetasi belajar siswa. Semoga harapan kedua sahabat menulis buku ini dapat tersampaikan, sehingga buku ini dapat memantik, menyulut daya kreativitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran, serta mempertahankan keindahan dalam proses pembelajaran yang menyenangkan dan menggembirakan. *)Peresensi adalah alumni IMM Saintek UM